Industri pariwisata memang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan lapangan pekerjaan di Bali, mendorong pemerataan pembangunan nasional, dan tentu saja memberikan devisa negara yang cukup besar. Sektor pariwisata menempati urutan ke-4 sebagai penyumbang terbesar devisa negara seperti yang diperlihatkan pada tabel 1, di daftar ranking devisa negara. Industri pariwisata di Bali sudah terbukti mampu menjadi penggerak ekonomi kerakyatan di segala bidang yang berbasis pada usaha kecil, menengah, maupun atas.
Tabel 1 Rangking devisa nasional pada tahun 2006, 2007, dan 2008
Di sisi lain, perkembangan pariwisata yang tak terkendali, dimana kepentingan bisnis lebih diutamakan tanpa memperhatikan kepentingan budaya juga dapat menyebabkan Bali menjadi krisis identitas, krisis lingkungan, dan juga krisis akan nilai-nilai budaya lokal.
Masyarakat yang tinggal di Bali pada umumnya sudah sadar untuk bersama-sama 'beradaptasi' menjaga kearifan lokal, mengingatkan pelaku bisnis di Bali akan pentingnya menjaga warisan budaya dalam pengelolaan kekayaan sebagai upaya bersama
untuk meningkatnya kerja sama yang sinergis.
Budaya Bali dan pariwisata adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Masyarakat yang tinggal di Bali tidak bisa hidup jika tidak ada wisatawan yang datang ke Bali. Demikian juga sebaliknya, Industri pariwisata di Bali tidak akan berkembang apabila masyarakat Bali tidak menjaga budaya lokalnya.
TANTANGAN DARI PARA PENDATANG
Akhir-akhir ini banyak pendatang baik itu orang asing ataupun masyarakat Indonesia lainnya yang datang dan menetap di Bali. Tantangan buat para pendatang adalah adanya perbedaan budaya Bali dalam segala hal, agama, pola pikir, adat, dan budayanya. Penulis yang cukup lama berada di luar Bali tau bagaimana rasanya berada di lingkungan dengan budaya yang sangat berbeda. Namun karena budaya Bali dan industri pariwisata merupakan satu kesatuan, masyarakat pendatang yang memutuskan untuk tinggal di Bali diharapkan
terus berusaha menguatkan kembali identitas lokal Bali dengan mengesampingkan ego masing-masing dalam menjawab
tantangan perkembangan dunia pariwisata di Bali.
Pemerintah disini juga harus pintar-pintar menyadarkan dan memberikan batasan-batasan kepada masyarakat pendatang yang tinggal di Bali. Keunikan seni-budaya dan tradisi telah menjadikan Bali sebagai tempat wisata yang kaya dengan berbagai bentuk ekspresi budaya tradisional, seperti seni rupa, seni pertunjukan, seni media, cerita rakyat, permainan tradisional, tekstil tradisional, pasar tradisional, dan upacara tradisional. Pemerintah harus sigap, kalau tidak ingin Bali kehilangan identitas dan nilai-nilai lokal budayanya.
PEMERINTAH HARUS BERI PERHATIAN SERIUS TERHADAP POIN-POIN BERIKUT
- Terbatasnya dukungan peraturan perundangan kebudayaan
- Pembangunan investasi di Bali yang masih menyebabkan krisis lingkungan
- Maraknya kasus pencurian benda cagar budaya dan situs (pretima)
- Mulai maraknya tempat bisnis, perhotelan/tempat hiburan yang melanggar ketentuan dan aturan pemerintah
- Pembangunan tata kota yang kurang terkonsep dengan baik
- Tenaga kerja terampil yang tidak terdistribusi dengan baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar