Senin, 07 November 2011

Masalah Kerusakan Jalan di Bali

Oleh : Kadek Fendy Sutrisna


Banyaknya kerusakan fasilitas jalan raya sering kali dikeluhkan oleh para wisatawan maupun masyarakat lokal di Bali saat ini. Masalah ini perlu menjadi perhatian serius karena citra Bali sebagai tempat tujuan pariwisata bisa memburuk apabila pemerintah tidak sigap mengkaji dan menyiapkan anggaran untuk perbaikan-perbaikan jalan yang rusak dengan segera. 

Tidak hanya kerusakan jalan di tempat-tempat wisata favorit, di pemukiman-pemukiman penduduk pun kerusakan jalan sudah menjadi masalah yang selalu ada dimana-mana. Di perumahan dinas UNUD dan di depan Rumah Sakit pendidikan kawasan Kampus Bukit Jimbaran Udayana (Proyek Pemerintah senilai 125 Milyar) misalnya, kerusakan jalan yang sangat parah sudah dibiarkan sangat lama. Beberapa orang warga perumahan beberapa kali sampai berinisiatif menambal jalan dengan menggunakan dana pribadi.

Tidak hanya itu, banyak juga warga yang ingin memperbaiki jalan secara swadaya juga tidak mendapat respon yang baik dari pemerintah, seperti masalah yang dikeluhkan masyarakat Riang Gede Tabanan beberapa waktu yang lalu. Entah ada apa dan siapa yang patut disalahkan dalam permasalahan jalan di Bali ini. Hal ini sungguh sangat  disayangkan karena terdapat anggaran yang besar untuk Bali di bidang perawatan dan perbaikan jalan, yaitu sebesar 21.1 Milyar.

PENYEBAB KERUSAKAN JALAN

1. Perilaku Pengguna Jalan
Perusakan jalan yang lebih cepat salah satunya disebabkan oleh perilaku pengguna jalan yang kurang memiliki kesadaran untuk mengurangi resiko pemendekan umur pakai jalan. Dalam hal ini khususnya angkutan truk, kontainer, kendaraan berat lainnya yang sering mengangkut muatan melebihi kapasitas muatan normalnya. Mereka seenaknya saja mengangkut barang semaksimal mungkin tanpa memperhitungkan kapasitas jalan dalam menanggung beban kendaraan. Untuk sekedar diketahui, beban maksimum rata-rata yang dapat ditanggung jalan pada umumnya telah ditetapkan seberat 8 ton dan 12 ton. Apabila hal ini ditaati, coba bayangkan berapa anggaran pemerintah yang dapat kita hemat?
 
Solusi yang dapat diambil adalah membatasi beban kendaraan dengan membuat ketentuan tegas yang mengikat untuk semua komponen yang terkait dengan angkutan kendaraan berat, maka tingkat kerusakan akan dapat diatasi atau dapat diminimasikan.

2. Jalan tanpa sistem drainase
Musuh utama dari pemeliharaan jalan adalah air. Sebagai upaya untuk mengurangi kerusakan akibat air, beberapa jalan dirancang sedemikian rupa agar air dapat segera mengalir keluar dari badan jalan atau permukaan perkerasan. 

Seperti yang bisa kita lihat, dipinggiran kiri-kanan jalan selalu terdapat saluran yang berguna mengalirkan air pada saat hujan turun. Jalan didesain dengan kemiringan sedemikian rupa sehingga air mudah teralirkan keluar dari badan jalan.

Sering kali kita lihat jalan-jalan di Bali, entah lupa, asal bangun atau karena keterbatasan dana, banyak jalan yang tidak dilengkapi dengan saluran untuk menampung atau mengalirkan air hujan (saluran drainase).  Jika hujan turun dapat dipastikan jalan akan digenangi air atau mungkin bisa menyebabkan banjir. Hal inilah penyebab utama kenapa jalan-jalan di Bali selalu memerlukan perbaikan setiap tahunnya. Sungguh merupakan pemborosan penggunaan uang negara. 

3. Penggunaan bahan bangun yang tidak sesuai standar
Karena korupsi atau ketidaktahuan? Entahlah, tapi disini penulis ingin menyampaikan bahwa salah satu penyebab banyaknya kerusakan jalan salah satunya karena pengaturan komposisi antara batuan dan aspal yang tidak sesuai dengan standar. Persentase aspal dan batuan yang tidak sesuai spesifikasi berakibat menurunkan kualitas dalam arti kekuatan dan kemampuan dalam menanggulangi beban ulangan lalulintas kendaraan.

Biasanya kesalahan ini terjadi berulang-ulang karena kelengahan/ketidaktahuan saat proses pencampuran atau juga sangat mungkin terjadi karena kesengajaan agar proses pencampuran menjadi lebih singkat, biaya produksi menjadi lebih kecil.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PENGGUNA JALAN JUGA PENTING
Kita sebagai masyarakat yang baik sudah sepantasnya ikut juga berkontribusi menjaga kondisi jalan raya agar tidak cepat rusak. Jalan dibangun oleh pemerintah dengan mengandalkan penerimaan dari pajak masyarakat. Apabila prasana jalan tersebut memiliki kondisi baik, keselamatan di jalan juga dengan sendirinya akan meningkat.

Pemerintah memang bertanggung jawab dalam menyediakan dana untuk perawatan, peningkatan kualitas jalan, pemeliharaan, dll. Namun karena jalan adalah milik umum, maka seyogyanya peran pengguna jalan langsung maupun pengguna jalan tidak langsung turut bertanggung jawab juga dalam memelihara fungsi jalan.

Peran masyarakat dalam memelihara kondisi jalan meliputi antara lain menggunakannya tidak untuk kepentingan selain akomodasi arus lalulintas. Banyak dijumpai masyarakat menggunakan bahu jalan untuk kepentingan pribadi, ataupun kebiasaan yang tidak lazim, yaitu menjadikan saluran air sebagai taman ataupun tempat pembuangan sampah.

Pemeliharaan saluran secara rutin dengan membuang endapan dari berbagai material, belum menjadi kebiasaan masyarakat Bali. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar